zwani.com myspace graphic comments
Twitter Background

Jumat, 03 Desember 2010

               Hafsah binti Umar bin Khatha

        Beliau adalah Hafsah putri dari Umar bin Khathab, seorang shahabat agung yang melalui perantara beliau-lah Islam memiliki wibawa. Hafshah adalah seorang wanita yang masih muda dan berparas cantik, bertaqwa dan wanita yang disegani.
Pada mulanya beliau dinikahi salah seorang shahabat yang mulia bernama Khunais bin Khudzafah bin Qais As-Sahmi Al-Quraisy yang pernah berhijrah dua kali, ikut dalam perang Badar dan perang Uhud namun setelah itu beliau wafat di negeri hijrah karena sakit yang beliau alami waktu perang Uhud. Beliau meninggalkan seorang janda yang masih muda dan bertaqwa yakni Hafshah yang ketika itu masih berumur 18 tahun.
           Umar benar-benar merasakan gelisah dengan adanya keadaan putrinya yang menjanda dalam keadaan masih muda dan beliau masih merasakan kesedihan dengan wafatnya menantunya yang dia adalah seorang muhajir dan mujahid. Beliau mulai merasakan kesedihan setiap kali masuk rumah melihat putrinya dalam keadaan berduka. Setelah berfikir panjang maka Umar berkesimpulan untuk mencarikan suami untuk putrinya sehingga dia dapat bergaul dengannya dan agar kebahagiaan yang telah hilang tatkala dia menjadi seorang istri selama kurang lebih enam bulan dapat kembali.
Akhirnya pilihan Umar jatuh pada Abu Bakar Ash Shidiq radhiallaahu ‘anhu orang yang paling dicintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam karena Abu Bakar dengan sifat tenggang rasa dan kelembutannya dapat diharapkan membimbing Hafshah yang mewarisi watak bapaknya yakni bersemangat tinggi dan berwatak tegas. Maka segeralah Umar menemui Abu Bakar dan menceritakan perihal Hafshah berserta ujian yang menimpa dirinya yakni berstatus janda. Sedangkan ash-Shiddiq memperhatikan dengan rasa iba dan belas kasihan. Kemudian barulah Umar menawari Abu Bakar agar mau memperistri putrinya. Dalam hatinya dia tidak ragu bahwa Abu Bakar mau menerima seorang yang masih muda dan bertaqwa, putri dari seorang laki-laki yang dijadikan oleh Allah penyebab untuk menguatkan Islam. Namun ternyata Abu Bakar tidak menjawab apa-apa. Maka berpalinglah Umar dengan membawa kekecewaan hatinya yang hampir-hampir dia tidak percaya (dengan sikap Abu Bakar). Kemudian dia melangkahkan kakinya menuju rumah Utsman bin Affan yang mana ketika itu istri beliau yang bernama Ruqqayah binti Rasulullah telah wafat karena sakit yang dideritanya.
          Umar menceritakan perihal putrinya kepada Utsman dan menawari agar mau menikahi putrinya, namun beliau menjawab: “Aku belum ingin menikah saat ini”. Semakin bertambahlah kesedihan Umar atas penolakan Utsman tersebut setelah ditolak oleh Abu Bakar. Dan beliau merasa malu untuk bertemu dengan salah seorang dari kedua shahabatnya tersebut padahal mereka berdua adalah kawan karibnya dan teman kepercayaannya yang faham betul tentang kedudukannya. Kemudian beliau menghadap Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan mengadukan keadaan dan sikap Abu Bakar maupun Utsman. Maka tersenyumlah Rasulllah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata:
         “Hafshah akan dinikahi oleh orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan Utsman sedangkan Ustman akan menikahi wanita yang lebih baik daripada Hafshah (yaitu putri beliau Ummu Kultsum radhiallaahu ‘anha-red)”
Wajah Umar bin Khathab berseri-seri karena kemuliaan yang agung ini yang mana belum pernah terlintas dalam angan-angannya. Hilanglah segala kesusahan hatinya, maka dengan segera dia menyampaikan kabar gembira tersebut kepada setiap orang yang dicintainya sedangkan Abu Bakar adalah orang yang pertama kali beliau temui. Maka tatkala Abu Bakar melihat Umar dalam keadaan gembira dan suka cita maka beliau mengucapkan selamat kepada Umar dan meminta maaf kepada Umar sambil berkata “janganlah engkau marah kepadaku wahai Umar karena aku telah mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebut-nyebut Hafshah. Hanya saja aku tidak ingin membuka rahasia Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam; seandainya beliau menolak Hafshah maka pastilah aku akan menikahinya. Maka Madinah mendapat barokah dengan indahnya pernikahan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dengan Hafshah binti Umar pada bulan Sya’ban tahun ketiga Hijriyah. Begitu pula barokah dari pernikahan Utsman bin Affan dengan Ummu Kultsum binti Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Jumadil Akhir tahun ketiga Hijriyah juga.
Begitulah, Hafshah bergabung dengan istri-istri Rasulullah dan Ummahatul mukminin yang suci. Di dalam rumah tangga Nubuwwah ada istri selain beliau yakni Saudah dan Aisyah. Maka tatkala ada kecemburuan beliau mendekati Aisyah karena dia lebih pantas dan lebih layak untuk cemburu. Beliau senantiasa mendekati dan mengalah dengan Aisyah mengikuti pesan bapaknya (Umar) yang berkata: “Betapa kerdilnya engkau bila dibanding dengan Aisyah dan betapa kerdilnya ayahmu ini apabila dibandingkan dengan ayahnya”.
Hafshah dan Aisyah pernah menyusahkan Nabi, maka turunlah ayat :”Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong untuk menerima kebaikan dan jika kamu berdua bantu membantu menyusahkan Nabi,maka sesungguhnya Allah adalah pelindungnya dan (begitu pula) Jibril” (Q.S. at-Tahrim: 4).
Telah diriwayatkan bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mentalak sekali untuk Hafshah tatkala Hafshah dianggap menyusahkan Nabi namun beliau rujuk kembali dengan perintah yang dibawa oleh Jibril ‘alaihissalam yang mana dia berkata:
          “Dia adalah seorang wanita yang rajin shaum, rajin shalat dan dia adalah istrimu di surga”.
Hafshah pernah merasa bersalah karena menyebabkan kesusahan dan penderitaan Nabi dengan menyebarkan rahasianya namun akhirnya menjadi tenang setelah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam memaafkan beliau. Kemudian Hafshah hidup bersama Nabi dengan hubungan yang harmonis sebagai seorang istri bersama suaminya. Manakala Rasul yang mulia menghadap ar-Rafiiq al-A’la dan Khalifah dipegang oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, maka Hafshah- lah yang dipercaya diantara Ummahatul Mukminin termasuk Aisyah didalamnya, untuk menjaga mushaf Al-Qur’an yang pertama.
Hafshah radhiallaahu ‘anha mengisi hidupnya sebagai seorang ahli ibadah dan ta’at kepada Allah, rajin shaum dan juga shalat, satu-satunya orang yang dipercaya untuk menjaga keamanan dari undang-undang umat ini, dan kitabnya yang paling utama yang sebagai mukjizat yang kekal, sumber hukum yang lurus dan ‘aqidahnya yang utuh.
     Ketika ayah beliau yang ketika itu adalah Amirul mukminin merasakan dekatnya ajal setelah ditikam oleh Abu Lu’lu’ah seorang Majusi pada bulan Dzulhijjah tahun 13 hijriyah, maka Hafshah adalah putri beliau yang mendapat wasiat yang beliau tinggalkan.
Hafshah wafat pada masa Mu’awiyah bin Abu Sufyan radhiallaahu ‘anhu setelah memberikan wasiat kepada saudaranya yang bernama Abdullah dengan wasiat yang diwasiatkan oleh ayahnya radhiallaahu ‘anhu. Semoga Allah meridhai beliau karena beliau telah menjaga al-Qur’an al- Karim, dan beliau adalah wanita yang disebut Jibril sebagai Shawwamah dan Qawwamah (Wanita yang rajin shaum dan shalat) dan bahwa beliau adalah istri Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam di surga.

Jumat, 19 November 2010

Apa perhatian utama Rasulullah saw dalam dakwahnya semasa hidup beliau? Tak lain adalah Tauhid Ilahi. Rasulullah saw semenjak beliau mendakwahkan risalat hingga akhir hayat beliau, terus menerusmengumandangkan ajaran laa ilaaha Allah yakni, tiada yang layak disembahkecuali Allah. tetapibagaimana kenyataannya sekarang?

Namun demikian, kita menyaksikan bahwa di antara orang orang yang menyebut dirimerekaorang-orang Islam, kebanyakan dari mereka dengan terang-terangan berbuat hal- yang halbertentangandengan ajaran Islam ini. Siapakah di antara orang-orang Islam yang hidupseribu tiga ratus tahun yang lalu menyangka bahwa pada suatu ketika kelak orang-orang yang memikul panji laa ilaaha illallah akanbersujud kepada kuburan-kuburan? Siapakah menyangkabahwa mereka akan bersembahyang denganmenghadapkan muka ke arah tempat- tempatorang-orang suci mereka dan mereka mempercayaimanusia-manusia yang mengetahui gaib? Siapakah menyangka bahwa mereka akan menganggap para wali memiliki kekuasaan Allah danmemohon kepada orang-orang mati supaya maksud-maksud merekaterkabul? Siapakahmenyangka bahwa mereka akan mempersembahkan sesajen-sesajen di atas kuburan-kuburan? Adapun tentang orang-orang keramat, mereka berkeyakinan bahwa apa pun yang diinginkanorang orang keramat itu akan dikabulkan oleh Allah Taala dan menyangka bahwawujud mereka itu hadirdi mana-mana. Mereka memberikan korbanan yang dialamatkankepada orang-orang lain selain Allah. Kemudian, paling celaka lagi, mereka mengatakanbahwa semua ajaran itu merupakan ajaran AlquranSuci dan ajaran junjungan kita saw. RasulullahAkan tetapi, dari timur sampai barat dan dari utara sampaiselatan, di tempat- tempatorang-orang Islam tinggal, semua hal yang disebutkan di atas tengah dilakukan; dan sebagianbesar orang-orang Islam melakukan paling tidak satu di antara hal-hal tersebut di atas.

Jumat, 05 November 2010

Untuk Bunda

   









Bunda........?
Nanda ingat waktu Nanda masih mugil dan lucu,kau begitu sangat menyayangi Nanda.
Nanda masih ingat ketika Bunda mendendangkan nanda ketika nanda merengek mau tidur,saat bunda berikan ASI disaat nanda kehausan,dan kau suapin nanda kitika nanda lapar............begitu lembut kasihsayang mu nanda rasakan.tak terasa sedetik waktupun berlalu,tahun demi tahun sudah di lalui,masapun sudah berganti............tak terasa Nanda sekarang mulai dewas!!!
 Rasa sayang mu tak pernah sirna sedetikpun itu,meskipun terkadang dangan tak sengaja aku menykiti persaan mu,kau bawah persaan sedih itu berlari tanpah aku sadari...........!bunda sungguh begitu mulia hati mu kau rawat aku tanpa rasa lela dan leti sedikit pun,,,,,

Jumat, 22 Oktober 2010

melsa anggraini

Add caption
      Wanita shaleha merupakan kebahagiaan bagi kelurga dan juga bagi diri sendiri karna telah bisa melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai hambah Allah,yang taat kepada Nya.
wanita shaleha akan slalu senantiasa menjaga diri dari hal-hal yang akan merusak agama dan imannya kepada ALLAH SAW...
  Sesungguhnya sebaik-baik perhiasan adalah wanita shaleha.hadist tentang wanita shaleha:

Barang siapa yang menggembirakan anak
perempuannya, derajatnya seumpama orang
yang sentiasa menangis karena takut karena
Allah s.w.t. dan orang yang takut karena Allah
s.w.t. akan diharamkan api neraka ke atas
tubuhnya.
    Wanita yang taat berkhidmat kepada
suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka
dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari
mana-mana pintu yang dia kehendaki denga
tidak dihisab   Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-
ikan di laut, burung diudara, malaikat di
langit, matahari dan bulan, semuanya
beristighfar baginya selama mana dia taat
kepada suaminya dan meredhainya. (serta
menjaga sembahyang dan puasanya.